Pengujian Berat 1000 Butir Benih

 A. Latar Belakang

      Benih bermutu mencakup mutu genetis, yaitu penampilan benih murni dari varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetis dari tanaman induknya, mutu fisiologis yaitu kemampuan daya hidup (viabilitas) benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih dan mutu fisik benih yaitu penampilan benih secara prima dilihat secara fisik seperti ukuran homogen, bernas, bersih dari campuran, bebas hama dan penyakit, dan kemasan  menarik. Salah satu pengujian mutu benih yang begitu penting yaitu mutu fisik yang mencakup uji kadar air, uji kemurnian benih, dan uji berat 1000 butir benih. 

     Pengujian berat 1000 butir benih merupakan salah satu uji fisik yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa banyak kebutuhan benih dalam satuan ha. Berat 1000 butir benih dapat digunakan untuk memprediksi jumlah benih per kilogram. Penentuan berat benih dilakukan dari beberapa kelompok benih sebanyak 8 ulangan, dimana masing-masing ulangan terdiri dari 100 butir. Penimbangandilakukan pada tiap ulangan (dalam gram). Penghitungan keragaman, simpangan baku dan koefisien keragaman berdasarkan rumusan (ISTA. 2010). Berat 1000 butir benih dapat diubah ke dalam jumlah benih per kg dengan rumus (DPTH. 2002).

B. Metodologi

Alat dan Bahan:

  1. Wadah
  2. Timbangan Analtik
  3. Alat tulis
  4. Kalkulator
  5. Sampel benih golongan chaffy seed (padi varietas sunggal dan inpari 32 HDB)
  6. Sampel benih golongan Non-chaffy (Kedelai varietas devon dan gepok kuning)
  7. Kertas HVS
Langkah Kerja:
  1. Hitunglah setiap varietas masing-masing sebanyak 100 butir dan lakukan sebanyak 8 kali ulangan
  2. Timbang masing-masing ulangan dan catat hasilya
  3. Masukkan data bobot setiap ulangan pada tabel bantuan

Ulangan

Bobot

X2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

 

 

Rata-rata

 

 


      4. Menghitung varians dengan rumus
          v: varians\
          n: jumlah ulangan
          x: bobot

     5. Menghitung simpangan baku dengan rumus
         
          s: simpangan baku
          v: varians
     6. Menghitung koefisien varians dengan rumus

  
     7. Koefiseien variasi suatu sampel benih dikatakan valid jika tidak melebihi angka toleransi
         (Chaffy seed: 6,0%, Non Chaffy seed: 4,0%)
     8. Hasil rata-rata bobot 100 butir dikalikan 10 untuk mendapatkan data bobot 1000 butir benih
    9. Menuliskan hasil perhitungan bobot 1000 butir benih pada kartu induk pengujian penetapan berat         1000 butir benih

C. Hasil Pengujian

     

Komoditi

(varietas)

Banyak ulangan

Berat rata-rata

(gram)

Koefisien variasi

Bobot 1000 butir (gram)

Keterangan

Padi inpari 32 HDB

8

2,5075

2,51%

25,075

valid

Padi sunggal

8

2,6337

1,17%

26,337

valid

Kedelai Devon

8

16,68

4,0%

166,8

valid

Kedelai Gepok Kuning

8

7,325

7,23%

73,25

Tidak valid


     Berdasarkan data hasil di atas, dari ke-4 sampel tersebut 3 diantaranya valid dan 1 tidak valid. Hasl uji dikatakan valid apabila nilai koefisien variasinya tidak lebih dari nilai toleransi yang ditetapkan. angka toleransi untuk benih Chaffy seed:  6,0%, sedangkan Non Chaffy seed:  4,0%. Nilai yang tidak valid diatas dikarenakan ketidaktelitian dalam perhitungan 100 butir benih, maka dari itu selisih bobot masing-masing ulangan cukup jauh dan akhirnya mempengarui nilai akhir koefisien variasi.


Lampiran
















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Struktur Benih Tanaman Dikotil & Monokotil

Prosedur Sertifikasi Benih